Abul Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Ka'bul Ahbar berkata: "Orang yang sombong itu akan datang pada hari kiamat berupa orang sekecil semut diliputi oleh kehinaan dari segala tempat, mereka masuk neraka dan diberi minum dari thinatul khabaal, yakni darah bercampur nanah dari ahli neraka."
Abul Laits meriwayatkan dari Sufyan bin Mis'ar berkata: "Saya mendapat berita dari Alhusain bin Ali r.a. berjalan melalui beberapa orang miskin yang sedang makan roti diatas kain, maka mereka berkata: "Ya Aba Abdillah, silakan makan." Maka ia turun sambil berkata: "Innahu la yuhibbul mustakbirin." (Yang bermaksud): "Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang sombong." lalu ia duduk makan bersama mereka lalu berkata: "Saya telah menerima undanganmu dan kamu kini harus menerima undanganku." Maka pergilah mereka bersama Alhusain bin Ali r.a. kerumahnya, lalu Alhusain berkata kepada budaknya: "Keluarkan semua yang ada dari makanan yang kau sipan."
Abul Laits meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: " Tiga macam orang yang tidak akan diajak berbicara oleh Allah s.w.t. pada hari kiamat dan tidak dilihat dan mereka tetap mendapat siksa yang pedih iaitu:
-
Orang tua yang berzina
-
Raja yang berdusta
-
Orang miskin yang sombong
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abuhurairah r.a. berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Telah diperintahkan kepadaku tiga macam orang yang pertama masuk syurga dan tiga macam orang yang pertama masuk neraka. Adapun tiga macam orang yang pertama masuk syurga iaitu:
-
Orang yang mati syahid
-
Hamba sahaya yang disamping kesibukannya didunia tidak meninggalkan taat kepada allah s.w.t.
-
dan orang fakir yang banyak anak keluarga dan tawadhuk
Adapun tiga macam orang yang pertama masuk neraka, maka iaitu:
-
Raja yang kejam
-
Orang kaya yang tidak mengeluarkan zakat
-
Orang miskin yang sombong
Rasulullah s.a.w. juga bersabda: "Sesungguhnya Allah s.w.t. membenci tiga macam orang tetapi benciNya kepada tiga orang dari mereka lebih berat iaitu:
-
Membenci orang fasiq tetapi lebih benci kepada orang tua yang fasiq
-
Orang yang kikir (kedekut) tetapi lebih benci terhadap orang kaya yang kikir
-
Membenci orang yang sombong tetapi lebih benci kepada orang miskin yang sombong
Dan Allah s.w.t. cinta kepada tiga macam orang dan kepada yang tiga dari mereka lebih cinta iaitu:
-
Allah s.w.t. kasih kepada orang yang bertaqwa dan kepada pemuda yang taqwa lebih kasih
-
Allah s.w.t. kasih kepada orang miskin yang loman lebih cinta
-
Allah s.w.t. kasih kepada orang yang tawadhuk (merendahkan diri) dan kepada orang kaya yang tawadhuk lebih kasih
Habib bin Ali Tsabit dari Yahya bin Ju'lah berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidak akan masuk syurga siapa yang didalam hatinya ada seberat zarrah dari kesombongan. Seorang bertanya: "Ya Rasulullah, saya senang jika pakaianku bersih, juga kasut dan tali pecutku, apakah itu termasuk sombong?" Jawab Rasulullah s.a.w.: "Sesungguhnya Allah s.w.t. itu indah dan suka kepada keindahan dan suka bila memberi nikmat kepada hambaNya supaya tampak bekas nikmat itu pada hambaNya dan Allah s.w.t. membenci kemelaratan dan berlagak melarat tetapi sombong itu ialah mengabaikan hak kebenaran dan menghina orang."
Alhasan berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Siapa yang dapat menjahit kasutnya dan menampak bajunya dan sujud wajahnya ditanah kerana Allah s.w.t., maka telah bebas dari sombong."
Rasulullah s.a.w. bersabda: "Siapa yang dapat memakai baju bulu (shuf) dan memakai kasut yang dibetulkan dan mengenderai himar dan memerahkan kambingnya dan makan bersama anak keluarganya dan duduk bersama orang miskin, maka Allah s.w.t. telah menghapuskan dari jiwanya sifat sombong."
Nabi Musa a.s. ketika bermunajat kepada Allah s.w.t. berkata: "Siapakah makhluk yang sangat Engkau benci? Jawab Allah s.w.t.: "Ya Musa, siapa yang sombong hatinya dan kasar lidahnya dan lemah keyakinannya dan bakhil tangannya."
Urwah bin Azzubair berkata: "Tawadhuk itu suatu alat untuk mencapai kemuliaan dan tiap orang yang mendapat nikmat dihasud orang kecuali nikmat tawadhuk."
Seorang cendikiawan berkata: "Buah dari sifat qana'ah teriman itu ialah istirehat dan buah dari sifat tawadhuk itu ialah disayangi orang."
Almuhallab bin Abi Shufrah seorang kapten dari tentera Alhajjaj. Pada suatu hari ia dengan pakaian sutera sombong dalam jalannya, tiba-tiba bertemu dengan Mutharrif bin Abdullah bin Asysykhkhier, maka ditegur oleh Mutharrif: "Hai hamba Allah, jalan yang sedemikian itu dimurka oleh Allah s.w.t. dan Rasulullah s.a.w." langsung dijawab oleh Almuhallab: "Apakah engkau belum kenal saya?" Jawab Mutharrif: "Saya sudah tahu kepadamu asal mulanya mana yang keji dan akhirnya bangkai yang keji dan engkau diantara itu selalu membawa kotoran." Maka seketika itu Almuhallab berubah cara jalannya.
Seoarng cendikiawan berkata: "Kebanggaan seseorang mukmin hanya dengan Tuhan dan mulianya dengan agamanya, sedang orang munafiq bangga dengan kebangaan dan merasa mulia dengan harta kekayaannya."
Ibn Umar r.a. berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jika kamu melihat orang-orang tawadhuk, maka merendahlah kamu kepada mereka dan jika kamu melihat orang-orang yang sombong maka sombongilah mereka, sebab yang demikian itu bagi mereka sebagai penghinaan dan untuk kamu sebagai sedekah."
Abuhurairah r.a. berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidak seorang itu tadawdhuk kerana Allah s.w.t. melainkan Allah s.w.t. memuliakan darjatnya."
Umar r.a. berkata: "Pokok tawadhuk itu suka memberi salam kepada siapa saja yang kamu temukan dari kaum muslimin dan rela duduk dimasa saja dalam majlis dan tidak suka disebut-sebut amal kebaikan dan taqwanya."
Abul Laits berkata: "Ketahuilah bahawa sombong itu sifat orang-orang kafir dan fira'un, sedang tawadhuk itu sifat para Nabi dan orang-orang solihin, sebab Allah s.w.t. menyebut sifat orang-orang kafir dengan sombong didalam ayat (Yang berbunyi): "Innahum kaanu idza qila lahum laa ilaha illallah yastakbiruun." (Yang bermaksud): "Sesungguhnya mereka jika diajak kembali kepada kalimah 'La ilaha illallah', mereka sombong." (Surah Ashshaafaat ayat 35)
Allah s.w.t. juga berfirman didalam ayat (Yang berbunyi): "Wa qaaruna wa fir'auna wa haamaana walaqad ja'ahum Musa bil bayyinaati fastakbaru fil ardhi wama kaanu saa biqien." (Yang bermaksud): "Dan Qarun, Fira'un dan Hamman, sungguh telah datang kepada mereka Musa membawa ajaran-ajaran dan mukjizat, maka mereka sombong diatas bumi dan mereka tidak dapat lolos (dan mereka bukan yang pertama), yakni sudah ada contoh yang lebih dahulu dari mereka, yang mestinya mereka dapat mengambil peringatan dari kejadian-kejadian yang sebelumnya." (Surah Al-ankaabut ayat 39)
Allah s.w.t. juga berfirman didalam ayat (Yang berbunyi): "Innalladzina yastakbiruuna an ibadati sayad khuluna jahannam dakhirin." (Yang bermaksud): "Sesungguhnya mereka yang sombong untuk taat sebagai hambaKu, mereka akan masuk neraka jahannam sabagai makhluk yang hina dina." (Surah Al-Mukmin ayat 60)
Allah s.w.t. juga berfirman didalam ayat (Yang berbunyi): "Qilad khulu abwaaba jahannama khalidina fiha fabi'sa matswal mutakabbirin." (Yang bermaksud): "Dan perintah: Masuklah kamu kepintu-pintu jahannam untuk kekal selamanya didalamnya, itu sebusuk-busuk tempat orang yang sombong." (Surah Azzumar ayat 72)
Selain itu Allah s.w.t. telah memuji hamba-hambaNya yang taqwa didalam ayat (Yang berbunyi): "Wa ibaadurrahmanil ladzina yamsyuna alal ardhi hauna." (Yang bermaksud): "Dan hamba-ham Allah yang berjalan diatas bumi dengan tawadhuk." (Surah Alfurqaan ayat 63)
Juga Allah s.w.t menyuruh Nabi Muhammad s.a.w. bertawadhuk didalam ayat (Yang berbunyi): "Wakhfidh janaahaka lilmu'minin." (Yang bermaksud): "Rendahkan dirimu kepada orang-orang mukmin." (Yang berbunyi): "Wakh fidh janaahaka limanittaba'aka minal mukminin." (Yang bermaksud): "Dan rendahkan dirimu kepada pengikut-pengikutmu dari kaum mukminin." (Surah Asysyu'araa ayat 215)
Dan Allah s.w.t. memuji Nabi Muhammad s.a.w. dengan ayat (Yang berbunyi): "Wa innaka la'ala khuluqin adhiem." (Yang bermaksud): "Sungguh engkau dalam akhlak dan budi yang luhur."
Dan akhlak Nabi Muhammad s.a.w. yang menonjol ialah tawadhuk. Sehingga biasa mengenderai himar dan mendatangi undangan budak dan duduk bersama orang-orang miskin dan orang-orang rendahan. Maka nyata bahawa tawadhuk termasuk dalam akhlak yang sangat mulia dan menjadi nilai dari akhlak orang-orang sholihin, kerana itu maka selayaknyalah kita mengikuti jejak orang-orang solihin itu.
Pada suatu malam Umar bin Abdil Aziz kedatangan tamu dan biasa ia sesudah isyak menulis apa-apa yang diperlukannya, sedang tamunya tidak jauh dan lampu sudah kedip-kedip hampir mati, maka tamu itu berkata: "Ya Amiral-mukminin, saya akan bangun memperbaiki lampu." Jawab Umar: "Bukan dari kemanusiaan bila menggunakan tenaga tamunya." Berkata tamunya itu: "Apakah saya bangunkan pelayan (budak)?" Jawab Umar: "Tidak, sebab ia baru tidur." Lalu Umar sendiri mengisis gas lampunya. Tamu itu bertanya: "Ya Amirul mukminin, engkau sendiri yang membetulkan?" Jawab Umar: "Ketika saya bangun saya tetap Umar dan kembali juga masih tetap Umar dan sebaik-baik manusia disisi Allah s.w.t. ialah orang yang tawadhuk."
Qays bin Abi Hazim berkata: "Ketika Umar bin Alkhatthab r.a. tiba diSyam, disambut oleh ulama-ulama dan pembesar-pembesar disana, lalu diminta supaya Umar naik kenderaan supaya dapat dilihat oleh orang-orang. Jawab Umar: "Kamu kira bahawa urusan ini dari sini (dari tanah), sesungguhnya urusan ini dari sana (dari langit), kerana itu biarkanlah sesuka hatiku."
Dilain riwayat pula diceritakan: "Ketika Umar akan berangkat keSyam, ia naik unta dan ia bergantingan dengan budaknya berjalan satu farsakh lalu turun berganti yang menuntun unta dan mengenderainya, dan ketika akan masuk kota Syam bertepatan giliran budak yang harus mengenderai sedang Umar menuntun untanya, juga bertepatan berjalan didalam air (banjir), maka Umar terpaksa mengepit kasut diketiaknya sambil menuntun unta, maka keluarlah Abu Ubaidah bin Al-jarrah, seorang gabenor diSyam pada masa itu, untuk menyambut kedatangan Umar. Abu Ubaidah berkata: "Ya Amirul mukminin, pembesar-pembesar Syam semua akan keluar menyambutmu, kerana itu tidak baik bila mereka melihat engkau sedemikian." Jawab Umar: "Sesungguhnya Allah s.w.t. telah memuliakan aku dengan Islam, maka tidak hirau apa kata orang."
Salman Alfarisi r.a. ketika menjadi gabenor diMada'in, pada suatu hari ada seorang terkemuka dikota itu membeli barang keperluannya dipasar dan ketika itu bertepatan Salman Alfarisi berjalan maka oleh orang itu disangka kuli lalu dipanggil: "mari bawakan barang ini." Maka diangkat oleh Salman diatas bahunya dan tiap bertemu dengan orang-orang mereka berkata: "Semoga Allah s.w.t. menolong memperbaiki gobenor, kami akan membawakan bawaan untuk meringankan kepadamu." Tetapi Salman terus membawa barang itu dan menolak orang-orang yang akan membawakannya sehingga sampai kerumah orang itu, lalu orang itu minta maad dan berkata: "Saya berjanji tidak akan menghina orang sesudah kejadian ini untuk selamanya."
Ammar bin Yasir ketika menjadi gabenor diKufah, pada suatu hari ia keluar untuk membeli makanan ternakannya, maka oleh penjual langsung diikatkan daunan rumput yang akan dibelinya itu, ketika penjual itu memegang ujung tali yang sebelah sedang yang sebelahnya dipegangkan kepada Ammar, lalu oleh penjual makanan itu diangkat daun-daunan itu dan diletakkan diatas bahu Ammar, maka langsung dibawa (dipikul) oleh Ammar bin Yasir sampai kerumahnya.
Abuhurairah r.a. kitika dikirim Umar r.a. sebagai amir (gobenor) untuk Bahrain, dia masuk kekota Bahrain dengan berkenderaan himar dan orang-orang tidak menyangka bahawa itu amir mereka, sehingga mereka berjejal dijalan dan terpaksa ia berkata kepada orang-orang itu: "Berilah jalan untuk amir, berilah jalan untuk amir." Demikianlah akhlak dari sahabat Nabi Muhammad s.a.w. selalu tawadhuk padahal mereka orang-orang yang mulia disisi Allah s.w.t. dan Malaikat juga terhadap semua manusia.
Abu Hurairah r.a. berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidak akan berkurang harta kerana sedekah dan tiada seorang yang memaafkan kesalahan orang melainkan ditambah oleh Allah s.w.t. kemuliaannya."
Diriwayatkan ketika Rasulullah s.a.w. dirumah Aisyah r.a. sedang makan daging yang dikeringkan diatas talam sambil duduk bertekuk lutut, tiba-tiba masuk seorang perempuan yang keji mulut melihat Rasulullah s.a.w. duduk sedemikian itu lalu berkata: "Lihatlah orang itu duduk seperti budak." Maka dijawab oleh Rasulullah s.a.w.: "Saya seorang hamba, maka duduk seperti duduk budak dan makan seperti makan budak." Lalu Rasulullah s.a.w. mempersilakan wanita itu untuk makan. Jawab wanita itu: "Tidak, kecuali engkau memberi makan padaku dari tanganmu." Lalu diberi makan dari tangan Rasulullah s.a.w. Kemudian wanita itu berkata: "Tidak mahu jika tidak kau beri padaku dari mulutmu." Sedang waktu itu dimulut Rasulullah s.a.w. ada daging yang ada ototnya (urat), yang masih dikunyah lalu dikeluarkan oleh Rasulullah s.a.w. dari mulutnya dan diberikan kepada wanita itu, dan ketika makanan itu sudah masuk dalam perut, wanita itu tiba-tiba merasa malu sehingga tidak dapat melihat orang dan tidak terdengar lagi daripadanya kata-kata yang keji sehingga mati.
Alhasan berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Aku telah diberi kunci kekayaan bumi, lalu disuruh pilih antara menjadi hamba dan Nabi atau menjadi Nabi dan raja, maka Jibril memberi isyarat kepadaku supaya bertawadhuk dan menjadi Nabi dan hamba, maka saya pilih Nabi dan hamba, maka diberikan kepadaku itu dan aku pertama manusia yang keluar dari bumi kelak dan aku yang pertama memberi syafaat kelak."
Ibn Mas'ud berkata: "Siapa tawadhuk kerana khusyu' maka Allah s.w.t. menaikkan darjatnya pada hari kiamat dan siapa membesarkan diri maka Allah s.w.t. akan merendahkannya pada hari kiamat."
Qatadah berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Siapa-siapa yang meninggal dunia sedang ia bebas dari tiga, pasti masuk syurga. Tiga itu ialah:
-
Sombong
-
Kianat
-
Hutang
Abul Laits dari ayahnya meriwayatkan dengan sanadnya dari Abi Abdillah bin Ja'far berkata: "Ali bin Abi Thalib r.a. masuk kepasar untuk membeli dua gamis (jubah) yang besar dengan harga enam dirham, lalu ia berkata: "Hai orang hitam, engkau pilih yang mana engkau suka." Lalu dipilih oleh budaknya yang lebih baik dan Ali r.a. memakai satunya, ketika dipakai ternyata lengan bajunya itu kepanjangan lalu dipotong dengan pisau kanan kirinya dan bertepatan hari Jumaat maka ia berkhutbah Jumaat sedang benang lengannya tampak ditapak tangannya, maka ia melihat seorang memakai kain dibawah tumit, maka Ali berkata: "Naikkan kainmu, maka itu lebih bersih untuk kainmu dan lebih taqwa dalam hatimu dan lebih berkat untukmu (tidak terlepas dan tidak lekas rosak)."
Abuhurairah r.a. berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Allah s.w.t. berfiman (Yang bermaksud): "Kebesaran itu sarungKu dan kesombongan itu kemulKu, maka siapa akan menyaingi Aku salah satu dari dua itu, Aku buang ia dalam api neraka."
Abul Laits berkata: "Kedua sifat Allah s.w.t. sebagai yang tersebut dalam Al-Quran, kerana itu tidak berhak seorang hamba yang lemah ini untuk sombong."
P/S copy paster jer rasa inggin berkongsi dgn semua...jgn marah naaa